Mendes Yandri Minta Muhammadiyah Bantu Program Ketahanan Pangan di Desa

Sukoharjo – Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, meminta adanya kerja sama dengan Muhammadiyah untuk membantu percepatan pembangunan desa. Inovasi dan pendampingan bisa diberikan

Redaksi Kabar Muhammadiyah

Mendes Yandri Minta Muhammadiyah Bantu Program Ketahanan Pangan di Desa

Sukoharjo – Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, meminta adanya kerja sama dengan Muhammadiyah untuk membantu percepatan pembangunan desa. Inovasi dan pendampingan bisa diberikan seperti pada sektor ketahanan pangan.
Hal itu ia sampaikan saat mengisi acara Musyawarah Pimpinan Wilayah (Musypimwil) Muhammadiyah Jawa Tengah (Jateng) di Solo. Sehingga dia berharap ada kolaborasi antara Muhammadiyah dengan desa untuk desa tematik.

“Saya berharap, Muhammadiyah dengan tingkatan yang ada di bawahnya bisa berkolaborasi dengan desa. Caranya mungkin di satu Kecamatan pembinaan dari Muhammadiyah berapa desa, sesuai desa tematik,” kata Yandri kepada awak media saat ditemui di Hotel Syariah Solo, Sabtu (12/21/2024).

“Mereka (Muhammadiyah) bisa melakukan pendampingan mulai dari pemberdayaan, pemasaran, dan packagingnya. Intinya keekonomian atau potensi di desa itu jangan sampai tidak digarap dengan baik. Muhammadiyah punya pengalaman top dalam bidang ekonomi, di bidang pendidikan, kesehatan, itu bisa direplikasi untuk meningkatkan ekonomi di desa seperti desa wisata, desa argo, desa tematik,” sambungnya.

Dia menjelaskan, tahun 2025 ada Rp 71 triliun alokasi dana desa dengan rata-rata per desa mendapatkan Rp 1 miliar. Dari dana desa tersebut, ia meminta 20 persen untuk ketahanan pangan.

Dengan anggaran yang cukup besar itu, untuk dimanfaatkan sebagai ketahanan pangan sangat cukup. Desa bisa mandiri bahan baku sehingga tidak perlu mengimpor dari daerah lain. Hal ini tentu akan membantu program bergizi gratis pemerintah.

“Bayangkan kalau Rp 1 miliar di desa itu, kan ada Rp 200 juta untuk ketahanan pangan. Kalau menanam cabai, tomat, hebat. Dikelola dengan baik, dengan profesional, pendapatannya dapat, uang dana desanya utuh, pengangguran berkurang, swasembada pangan tercapai, ujungnya makan siang bergizi bisa jadi pemasok bahan bakunya,” jelasnya.

Selain itu, dia juga memaparkan ada 10 ribuan desa tertinggal dan sangat tertinggal utamanya di luar pulau Jawa. Sebanyak 3000an desa masih belum memiliki listrik, sebanyak 22 ribuan desa belum memiliki internet.

Dia menjelaskan kerjasama itu belum terjadi. Namun ia berharap kerjasama bisa terjadi tidak hanya dengan Muhammadiyah saja, tapi juga dengan organisasi lainnya.

“Semuanya (kita gandeng). Mau perusahaan, mau ormas, lembaga-lembaga memang saya gaet,” pungkasnya.

Sumber: Detik

Tags

Related Post

Leave a Comment