Yogyakarta: Menteri Kebudayaan, Fadli Zon berjanji membantu pengembangan Museum Muhammadiyah yang berlokasi di Kompleks Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Pengembangan itu melalui penambahan koleksi-koleksi museum tersebut.
“Kami berharap nanti dengan adanya museum ini, artefak-artefak bisa kita kumpulkan lebih banyak lagi,” kata Fadli usai peresmian ruang pamer Museum Muhammadiyah di UAD pada Senin, 3 Februari 2025.
Fadli menganggap museum Muhammadiyah tersebut memiliki nilai penting karena merekam jejak-jejak kontribusi organisasi berbasis keagamaan itu. Ia menilai museum itu mendokumentasikan beragam kontribusi Muhammadiyah di berbagai bidang, seperti politik, keagamaan, pendidikan, sosial, dan kesehatan.
“Sehingga masyarakat dapat melihat jejak sejarah Muhammadiyah sejak 1912 hingga saat ini sebagai organisasi massa yang besar di Indonesia,” ucap alumnus Universitas Indonesia (UI) ini.
Baginya, museum bukan sekadar ruang yang menyimpan sejarah. Lebih dari itu, menurut dia, museum sekaligus tempat menghidupkan narasi kebudayaan penting bagi generasi masa depan.
“Agar nilai-nilai tersebut tetap terjaga dan berkembang,” ucap politikus Partai Gerindra ini.
Fadli mengeklaim telah menyumbangkan salinan digital dari koleksinya berupa dokumen keputusan beserta bukti-bukti lain presiden pertama RI, Sukarno sebagai Ketua Dewan Pengajaran Muhammadiyah saat masih di pengasingan Bengkulu pada 1938-1940.
“Tanda tangannya Bung Karno waktu itu belum seperti tanda tangan ketika proklamasi, masih kelihatan ada ‘C’-nya dan itu dikonfirmasi dan itu memang (tanda tangan) aslinya, sudah dicek,” ujar Fadli.
Pihaknya juga berencana menyumbangkan sejumlah koleksi, seperti majalah Pantjaran ‘Amal yang terbit pada masa awal Muhammadiyah berdiri, termasuk transkrip percakapan tokoh-tokoh Muhammadiyah dalam sidang BPUPKI pada 14 Juli 1945. Transkrip itu memuat pandangan-pandangan Ki Bagus Hadikusumo dan sejumlah figur lain.
Fadli berharap ke depan lebih banyak lagi pendirian museum bertemakan ormas keagamaan, khususnya islam. Selain Muhammadiyah, juga sudah ada Museum Islam Indonesia Kiai Haji Hasyim Asy’ari (MINHA) di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur yang proses revitalisasinya rampung dalam waktu dekat.
“Mungkin nanti ada museum-museum lagi yang terkait organisasi-organisasi kemasyarakatan Islam, sebagai negara berpenduduk nuslim terbesar di dunia. Saya kira memang harus ada representasi sejarah perjalanan peradaban Islam dari waktu ke waktu,” kata dia.
Sumber -> Artikel berita MetroTv News. Februari 2025. “Menteri Kebudayaan Bakal Bantu Kembangkan Museum Muhammadiyah” https://www.metrotvnews.com/read/NP6C3mXg-menteri-kebudayaan-bakal-bantu-kembangkan-museum-muhammadiyah