Tangerang Selatan – Forum Muda Bicara menggelar sesi diskusi bertema pendidikan di Serambi Temu Ciputat, Tangerang Selatan. Forum Muda Bicara ini mengangkat tema mengenai Pendidikan utamanya terkait Tes Kemampuan Akademik (TKA).
Acara yang dihelat pada hari Rabu (03/09) ini mempertemukan tokoh pendidikan, praktisi, guru, hingga perwakilan pelajar untuk mendiskusikan peran Tes Kemampuan Akademik (TKA) dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
Hadir sebagai narasumber Kepala PSKP UAD dan Tenaga Ahli Kemendikdasmen RI Dr. Azaki Khoirudin, M.Pd., Pegiat Komunitas Ruang Gembira Belajar Wilda Kumala Sari, M.Psi., Koordinator Umum KISP Moch. Edward Trias Pahlevi, M.IP, Guru SMAN 74 Jakarta Fahmi Firmansyah, S.Th.I., S.Pd., MA, dan Founder Muda Bicara ID M. Iqbal Khatami, S.Ikom., MA.
Dalam pengantarnya, Azaki Khoirudin menegaskan visi Pendidikan Bermutu untuk Semua yang diusung pemerintah, “Untuk mewujudkan itu, Pak Menteri menggunakan istilah partisipasi semesta. Yaitu mendengar dan berdialog ke berbagai pihak. Forum ini adalah salah satu tempat mendengarkan suara anak muda,” ujarnya.
Pegiat Komunitas Ruang Gembira Belajar yang juga seorang Psikolog Wilda Kumala Sari menilai TKA bukan sekadar tes, melainkan bagian dari proses pembelajaran. Bagi Wilda TKA itu sangat penting sebagai tolok ukur siswa,
“Karena TKA ini adalah salah satu peristiwa belajar yang bisa mengacu kita untuk tumbuh lebih baik. TKA mengukur literasi dan numerasi sehingga kita tahu kapasitas mana yang perlu ditingkatkan,” sambung Wilda.
Wilda juga menambahkan, tes ini akan efektif apabila dibarengi pendampingan guru, agar siswa tidak sekadar diuji, tetapi juga mendapat bimbingan lanjutan.
Sementara itu, M. Iqbal Khatami, S.Ikom., MA, Founder Muda Bicara ID, menekankan peran generasi muda dalam menyebarkan pemahaman TKA. “Kebijakan ini harus kita dukung. Informasi tentang TKA sudah masif, dan anak muda bisa berperan membumikan pemahaman TKA sampai ke masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya, dukungan publik sangat menentukan agar kebijakan ini tidak berhenti sebagai instruksi administratif, melainkan menjadi gerakan bersama meningkatkan kualitas pemahaman hingga ke masyarakat luas.
Praktisi kebijakan sekaligus Koordinator Umum KISP, Moch. Edward Trias Pahlevi, M.IP, menegaskan bahwa TKA perlu diapresiasi sebagai instrumen pengembalian arah pendidikan.
“TKA ini mengembalikan jalan pendidikan ke semangat awal. Patut kita apresiasi karena kebijakan ini berfungsi mendeteksi kemampuan siswa,” jelasnya.
Edward mengingatkan bahwa tes ini tidak hanya menyoal teknis, tetapi juga menekankan mata kuliah inti seperti Matematika, Bahasa Indonesia, dan mata pelajaran pilihan, yang dinilainya relevan sebagai fondasi pendidikan nasional.
Dari perspektif pendidik, Fahmi Firmansyah, S.Th.I., S.Pd., MA, guru SMAN 74 Jakarta, menyebut TKA sebagai terobosan penting pemerintah.
“Ini adalah kebijakan yang menarik karena menjadi bagian dari asesmen berstandar nasional. Guru pun mendapat acuan untuk proses pembelajaran berikutnya,” terangnya.
Fahmi berbagi pengalaman praktik TKA di sekolahnya, yang diawali sosialisasi ke siswa, orang tua, wali kelas, hingga guru mata pelajaran, sebelum akhirnya pelaksanaan berlangsung selama dua pekan. Ia menyimpulkan bahwa implementasi TKA di sekolahnya berjalan baik dan bermanfaat bagi guru maupun siswa.
Sementara itu, perwakilan pelajar Tangerang Selatan, Ghina Tsaniyah Siregar, mengungkapkan manfaat langsung dari TKA. Ghina menambahkan, “TKA penting karena bisa jadi evaluasi kemampuan diri,”.
Dari keseluruhan ulasan, forum ini menunjukkan bahwa mayoritas peserta merespons TKA secara positif. Hanya sedikit catatan yang muncul, terutama terkait teknis pelaksanaan. Namun demikian, suara yang dominan menegaskan bahwa TKA adalah langkah strategis dalam memonitor dan mengevaluasi kemampuan siswa, sekaligus menjadi bahan refleksi bagi guru dan pemangku kepentingan pendidikan.
Forum Muda Bicara Pendidikan kali ini diakhiri dengan ajakan kolektif agar anak muda ikut menyuarakan dan menyebarkan pemahaman tentang TKA, sebagai bagian dari ikhtiar bersama mewujudkan pendidikan bermutu dan merata untuk semua.
Sumber -> Artikel dari Kemendikdasmen RI. September 2025.
